Ibadah Jumat Agung di GKJ Purwodadi: Prosesi Jalan Salib dalam Pertunjukan Wayang dan Iringan Gamelan

- 29 Maret 2024, 15:39 WIB
Prosesi jalan salib dalam sebuah wayang yang dimainkan Ki Atma di Ibadah Jumat Agung GKJ Purwodadi.
Prosesi jalan salib dalam sebuah wayang yang dimainkan Ki Atma di Ibadah Jumat Agung GKJ Purwodadi. /PR Jateng/Hana Ratri


PR Jateng – Nuansa budaya Jawa menghiasi kegiatan kebaktian Jumat Agung di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purwodadi, Jumat 29 Maret 2024.

Dalam prosesi ibadah Jumat Agung yang dipimpin oleh Pendeta Pudjaprijatma atau yang akrab disapa Ki Atma ini berlangsung dengan nuansa Jawa. Dalam kebaktian biasanya, dalam lagu-lagu yang dinyanyikan jemaat menggunakan iringan organ.

Namun, pada kebaktian Jumat Agung ini, para jemaat menyanyikan lagu dengan berbahasa Jawa dengan iringan gamelan lengkap dengan sinden-nya.

Baca Juga: Resmi Gantikan Philippe Troussier, Hoang Anh Tuan Ditunjuk Hanya Untuk Tangani Timnas U 23 Vietnam

Ibadah Jumat Agung yang mengambil tema Bangkit Menata Kehidupan ini dimulai dengan ibadah doa meditatif Jalan Salib dengan musik gamelan dan wayang.

Para jemaat mendengarkan dan menyimak dengan khidmat jalannya prosesi Jalan Salib yang dimainkan dalam pertunjukan wayang. Meski tanpa kelir (layar) dan blencong (lampu), tidak mengurangi makna dari isi pertunjukan wayang Jalan Salib ini.

“Gereja Kristen Jawa Purwodadi tengah menjalankan Catur Suci, yakni Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi dan Minggu Paskah. Keempat hari ini merupakan hari suci dalam rangkaian Paskah di Gereja Kristen Jawa Purwodadi. Hari ini adalah Jumat Agung, yang merupakan momen peringatan Wafat Tuhan Yesus yang disalibkan di Bukit Golgota,” jelas anggota majelis GKJ Purwodadi, Rudi Ariwibowo.

Menurut Rudi, ibadah kebaktian Jumat Agung ini ada pertunjukan wayang yang menceritakan prosesi jalan salib dan diiringi dengan gamelan yang dimainkan oleh warga jemaat GKJ Purwodadi.

Dalam wayang yang dimainkan Ki Atma ini mengambil tema Bangkit Menata Kehidupan dengan firman yang diambil dari Yohanes 18:1-18. Ki Atma yang menggunakan beskap dan blangkon lengkap dengan jarik ini memainkan wayang dengan bahasa pengantar Bahasa Jawa.

Menghidupkan Teladan

Sementara itu, Pdt Tyas Budi Legowo yang juga sebagai pendeta di GKJ Purwodadi menjelaskan, dalam cerita pada kitab tersebut dijelaskan, dimana ada peran Petrus yang ingin membuktikan janjinya untuk membela sang guru yakni Yesus Kristus dan melayani tantangan mereka yang ingin menangkap Yesus.

Iringan gamelan melengkapi ibadah Jumat Agung dengan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya.
Iringan gamelan melengkapi ibadah Jumat Agung dengan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya. /PR Jateng/Hana Ratri/

Saat menghunus pedang, menerjang para penyerang. Namun dalam kondisi itu, Tuhan Yesus justru memerintahkan Petrus menyarungkan pedangnya sebab kekerasan tidak perlu dibalas dengan kekerasan.

Baca Juga: Suporter Thailand Mulai Merasa Gelisah dengan Performa Gemilang Timnas Indonesia

“Kekerasan tidak perlu dibalas dengan kekerasan, sebab hanya akan mengakibatkan terjadinya peperangan yang tidak ada gunanya. Yesus lebih memilih jalan derita sebagai pembelaan-Nya kepada Petrus dan seluruh umat. Cara atau gaya atau jalan dan praktek hidup benar, suci, mulia, welas asih, selalu diwarnai hati damai mesti menjadi inspirasi bagi siapapun. Demikianlah Ia menebus dan menyelamatkan manusia,” jelas Pdt Tyas Budi Legowo.

Ibadah Jumat Agung dengan doa meditatif Jalan Salib ini mengajak kepada warga Jemaat GKJ Purwodadi untuk terus dan makin setia meghidupi dan menghidupkan teladan Tuhan Yesus. Dengan demikian para jemaat diharapkan semakin berani dan setia menjalaninya.

Setelah Jumat Agung ini, GKJ Purwodadi akan menggelar kebaktian Sabtu Sunyi pada hari Sabtu, 30 Maret 2024, pukul 17.00 WIB. Pada Minggu Paskah, kegiatan ibadah kebaktian digelar pada Minggu, 31 Maret 2024, hanya sekali yakni pada pukul 06.00 WIB.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x