Mbak Ita Ungkap Kunci Sukses Semarang Turunkan Stunting hingga Raih Penghargaan PBB

- 27 Juni 2024, 20:56 WIB
Kunci Sukses Semarang Turunkan Stunting hingga Raih Penghargaan PBB
Kunci Sukses Semarang Turunkan Stunting hingga Raih Penghargaan PBB /
 
PR JATENG - Kota Semarang kembali menorehkan prestasi membanggakan. Kali ini, upaya keras Pemkot Semarang dalam menangani stunting melalui berbagai inovasi, termasuk program Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang (SANPIISAN), mendapat pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
 
Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen dan kerja keras Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, bersama jajarannya dan seluruh stakeholder dalam memerangi stunting. 
 
Berkat kolaborasi dan sinergi yang solid, angka prevalensi stunting di Kota Semarang berhasil diturunkan dari 1,06 persen di tahun 2023 menjadi 0,95 persen di tahun 2024.
 
 
Mbak Ita dalam berbagai kesempatan selalu menekankan bahwa kunci sukses penanganan stunting terletak pada gotong royong dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. 
 
Hal ini sejalan dengan visi misi beliau untuk mewujudkan Semarang Sehat dan Keren.
 
"Penanganan stunting ini bukan tanggung jawab satu pihak saja, tapi perlu gotong royong dan sinergi dari semua pihak. Mulai dari pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan, hingga masyarakat luas," ujar Mbak Ita.
 
 
Lebih lanjut, Mbak Ita menjelaskan bahwa upaya Pemkot Semarang dalam menangani stunting tidak hanya fokus pada penurunan angka, tetapi juga dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. 
 
Hal ini dibuktikan dengan berbagai program dan inovasi yang dicanangkan, di antaranya:
 
SANPIISAN: Program yang memberikan pendampingan kesehatan dan gizi bagi remaja putri, ibu hamil, dan balita.
 
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) by Name by Address: Sistem yang memastikan penanganan stunting tepat sasaran dengan intervensi yang terintegrasi.
 
 
Rumah Pelita: Tempat penitipan anak yang menyediakan layanan kesehatan, gizi, dan edukasi bagi anak stunting.
 
Pemberdayaan Masyarakat: Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang stunting melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi.
 
Penerapan Buku Resep Anti Stunting: Memanfaatkan buku resep dari Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri, sebagai acuan pemenuhan gizi anak dan ibu hamil.
 
Pemanfaatan Teknologi Digital: Inovasi digital seperti aplikasi SIAP Warteg dan Si Jogo Warteg untuk membantu monitoring dan evaluasi program penanganan stunting.
 
Rumah Pelita: Solusi Tepat bagi Anak Stunting
 
Salah satu inovasi yang mendapat apresiasi khusus adalah Rumah Pelita. Rumah Pelita merupakan tempat penitipan anak yang dikhususkan bagi anak stunting. 
 
Di Rumah Pelita, anak-anak mendapatkan penanganan kesehatan dan gizi yang intensif, serta edukasi untuk mencegah stunting di masa depan.
 
"Rumah Pelita ini menjadi bukti komitmen Pemkot Semarang dalam memberikan solusi konkret bagi permasalahan stunting. Kami ingin memastikan bahwa setiap anak di Kota Semarang mendapatkan haknya untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal," jelas Mbak Ita.
 
Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardhana, turut memberikan apresiasi atas pencapaian luar biasa Kota Semarang dalam penanganan stunting. 
 
Menurutnya, apa yang dilakukan Pemkot Semarang dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.
 
"Semarang menjadi salah satu kota yang terbaik dalam hal penanganan stunting. Intervensi yang tepat sasaran dan program yang komprehensif menjadi kunci keberhasilannya," ungkap dr. Hasto.
 
Pencapaian Kota Semarang dalam menurunkan angka stunting menjadi motivasi bagi semua pihak untuk terus bekerja keras mewujudkan Indonesia Generasi Emas 2045. 
 
Dengan komitmen dan sinergi yang solid, stunting dapat diatasi dan generasi penerus bangsa dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas.

Editor: Kusuma Nur


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah