Asal Usul dan Tujuan Halalbihalal Sebagai Tradisi Pasca Lebaran yang Penuh Makna untuk Saling Memaafkan

- 17 April 2024, 13:38 WIB
Halalbihalal jadi tradisi di setiap Lebaran
Halalbihalal jadi tradisi di setiap Lebaran /Freepik/

PR Jateng – Meski sudah menjadi tradisi pasca lebaran sejak dulu, namun sebagian orang masih belum mengetahui asal usul dan tujuan halalbihalal.

Berikut ini adalah uraian penjelasan tentang asal usul dan tujuan halalbihalal sebagai tradisi pasca lebaran atau yang familiar disebut juga sebagai Syawalan. 

Guru PAI SMP Sandika Kabupaten Banyuasin, Astrida, S.Pd.I., menjelaskan bahwa tradisi halalbihalal tidak dilakukan di Makkah dan Madinah.

“Tradisi halalbihalal dikatakan sebagai made in Indonesia atau ciptaan umat Islam Indonesia atau dalam Bahasa Prof. Dr. Quraish Shihab adalah hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara,” tulisnya pada sumsel.kemenag.go.id.

Baca Juga: Pajak Kendaraan Jatuh Tempo saat Libur Lebaran di Kebumen? Tenang, Tak Ada Denda Keterlambatan, Ini Syaratnya

Asal Usul Halalbihalal

Lebih lanjut, konon tradisi halalbihalal pertama kali dirintis oleh Mangkunegaran I, lahir 8 April 1725, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Saat itu untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah salat Idul Fitri Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa, dan prajurit secara serentak di balai istana.

Dalam budaya Jawa, seseorang yang sungkem kepada orang yang lebih tua adalah suatu perbuatan yang terpuji. Tujuan sungkem adalah sebagai lambing penghormatan dan permohonan maaf. 

Sumber lainnya adalah tradisi halalbihalal lahir bermula pada masa revolusi kemerdekaan, dimana Belanda datang lagi. Saat itu kondisi Indonesia sangat terancam dan membuat sejumlah tokoh menghubungi Soekarno pada bulan puasa 1946, agar bersedia di hari raya Idul Fitri yang jatuh pada Agustus menggelar pertemuan dengan mengundang seluruh komponen revolusi. 

“Tujuannya adalah agar lebaran menjadi ajang saling memaafkan dan menerima keragaman dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa,” lanjutnya. 

Kemudian, Presiden Soekarno menyetujui dan dibuatlah kegiatan halalbihalal yang dihadiri tokoh dan elemen bangsa sebagai perekat hubungan silaturahim secara nasional.

Sejak saat itu, semakin maraklah tradisi halalbihalal dan tetap dilestarikan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu media untuk mempererat persaudaraan bagi keluarga, tetangga, rekan kerja, dan umat beragama. 

Makna Halalbihalal

Halal bihalal berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu "halal" yang berarti sah atau diperbolehkan, dan "bihalal" yang berasal dari kata "mohon maaf." Jadi, secara harfiah, halalbihalal berarti meminta maaf kepada satu sama lain setelah menjalani bulan Ramadan yang penuh berkah.

Baca Juga: Manfaatkan Cuti Lebaran Wali Kota Semarang Tinjau Wilayah Sering Alami Genangan Air Saat Hujan

Tradisi ini melibatkan pertemuan antarindividu atau kelompok untuk saling memaafkan, mempererat tali persaudaraan, dan memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.

Pelaksanaan Halalbihalal

Halalbihalal biasanya dilakukan setelah Lebaran, di mana keluarga, teman, dan kolega berkumpul untuk saling bertemu dan bersilaturahmi. Acara ini seringkali diadakan di rumah, tempat kerja, atau tempat umum lainnya.

Selama halalbihalal, orang saling memberikan ucapan selamat Idul Fitri dan meminta maaf atas segala kesalahan atau ketidaksengajaan yang mungkin terjadi selama setahun terakhir.

Tidak hanya itu, halalbihalal juga menjadi momen untuk memperkuat hubungan sosial, berbagi cerita, dan merayakan kemenangan bersama setelah berpuasa selama sebulan penuh.

Makna Kultural dan Sosial

Halalbihalal bukan sekadar ritual formal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan sosial yang dalam. Tradisi ini menunjukkan sikap saling menghormati, toleransi, dan kepedulian antaranggota masyarakat.

Dengan memaafkan satu sama lain dan memulai lembaran baru dengan hati yang lapang, halalbihalal membantu menciptakan atmosfer yang harmonis dan damai di tengah-tengah masyarakat.

Pentingnya Halalbihalal dalam Era Modern

Di tengah kesibukan dan dinamika kehidupan modern, tradisi halalbihalal tetap memegang peranan penting. Meskipun zaman telah berubah, nilai-nilai yang terkandung dalam halalbihalal, seperti penghormatan, kerukunan, dan tolong-menolong, tetap relevan dan sangat berarti bagi kehidupan sosial masyarakat.

Dalam era di mana teknologi semakin mendominasi interaksi sosial, halalbihalal menjadi momen yang berharga untuk mengingatkan diri kita akan pentingnya hubungan manusiawi dan kebersamaan.

Kesimpulan: Merayakan Kemenangan Bersama

Halal bihalal adalah tradisi yang membawa makna yang mendalam dalam budaya Indonesia. Melalui saling memaafkan, mempererat tali persaudaraan, dan merayakan kemenangan bersama setelah menjalani bulan Ramadan, tradisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya toleransi, penghormatan, dan kepedulian dalam kehidupan sosial.

Dengan menghidupkan tradisi halalbihalal, kita tidak hanya merayakan kemenangan pribadi, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan membangun masyarakat yang lebih harmonis.

Editor: Titis Ayu

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah