Network
PR Jateng - Sekitar 40 persen pekerja asing berketerampilan memilih untuk tetap tinggal di Jepangm
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada Kamis 30 Mei 2024, kebijakan migrasi tenaga kerja Jepang, OECD juga menyoroti aspek kontroversial dari program magang teknis asing di negara tersebut.
Memang hal itu direncanakan akan diperbarui oleh pemerintah di tengah kritik program tersebut telah menjadi kedok bagi perusahaan untuk mengimpor tenaga kerja murah dari Asia.
Baca Juga: Pj Bupati Magelang: Pancasila Sarus Dijiwai dan Dipedomani agar Jadi Ideologi yang Bekerja
Berdasarkan laporan yang disusun dengan Institut Nasional Penelitian Populasi dan Keamanan Sosial Jepang, setengah dari sekitar 3 juta warga asing yang tinggal di Jepang pada tahun 2022 sudah menjadi penduduk tetap.
Mengenai Program Pelatihan Magang Teknis Jepang, yang diperkenalkan pada tahun 1993 lalilu bertujuan mentransfer keterampilan ke negara-negara berkembang.
OECD menyebutkan sistem itu "sebagian besar digunakan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja, daripada untuk transfer keterampilan.
Baca Juga: Emil Audero Ungkap Kejutan: Akankah Gabung Timnas Indonesia? Simak Pernyataan Beraninya!
Laporan itu mengungkap biaya yang berlebihan dan praktik menggunakan perantara di negara pengirim telah menyebabkan para peserta magang tiba dengan beban hutang.
