Petani Garam di Kabupaten Pati Mengeluh

- 29 Juni 2024, 16:38 WIB
petani garam Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan  Kabupaten Pati , Sabtu 29 Juni 2024
petani garam Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan Kabupaten Pati , Sabtu 29 Juni 2024 /

(Pikiran Rakyat Jateng)PATI - Petani garam di Kabupaten Pati mengeluhkan rendahnya harga jual garam di tingkat petani yang saat ini menyentuh Rp 700 per kilogram.

Ali Muntoha, salah satu petani garam asal Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Pati menyebut, dengan harga yang menyentuh angka Rp 700, katanya turun jauh dibandingkan tahun lalu.

"Tahun kemarin, tertinggi sampai Rp. 2.500,- pertengahan kemarau Rp.1.000,- dan akhir kemarau turun sampai Rp.800,- dan sekarang awal musim Rp.700,-" ujar Ali, Sabtu 29 Juni 2024.


Baca Juga: Musim Kemarau, Petani Garam Pesta Bandeng


Dengan kondisi tersebut, petani garam mengaku mengeluh. Sebab, harga garam diprediksi bisa anjlok lagi ke angka yang lebih rendah.

Hal ini diperparah dengan stok garam milik petani yang tahun lalu masih ada di gudang. Sehingga, dikhawatirkan garam tersebut tak bisa terjual lagi karena rendahnya harga garam.

Baca Juga: BRI Sediakan Layanan Keuangan kepada Diaspora dan Pekerja Migran Indonesia (PMI)


Belum lagi katanya, biaya produksi yang menurutnya juga tinggi. Di antaranya untuk sewa lahan, upah pekerja hingga upah angkut.


"Perkiraan ini harga bisa turun lagi dan pasti turun lagi. Tentu ini menjadi pukulan bagi petani kalau harga tidak membaik, " ungkapnya.

Baca Juga: 2 Juta Serangan Siber Hajar Pemkab Kudus, Dinas Kominfo Terjunkan Tim.


Ia berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga garam. Sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

Dengan begitu, perekonomian petani garam juga mengalami peningkatan dan bisa hidup sejahtera serta layak.

Ia menambahkan, tak terkendalinya harga garam yang anjlok tersebut, disebabkan karena tidak ada standarisasi harga yang ditetapkan oleh pemerintah untuk komoditas tersebut.

Baca Juga: Belasan Kartu Keluarga di Pati Dipalsukan Demi Bisa Diterima di Sekolah Favorit
"Tak terkendalinya harga garam, hingga terjun bebas karena selama ini yang menentukan harga adalah para tengkulak," ucapnya.

Untuk itu, selaku petani garam, ia berharap agar pemerintah bisa menetapkan standarisasi harga garam melalui penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Peran pemerintah mengatasi harga garam tentu sangatlah dibutuhkan. Maka kami meminta agar pemerintah menetapkan HET garam, agar harga garam stabil dan petani bisa merasakan manisnya garam," pungkasnya.

Editor: Teddy Wijanarko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah