Punk Hidup Di Jalan, Namun Tidak Semua yang Hidup di Jalan Itu Dikatakan Anak Punk

- 18 April 2024, 02:03 WIB
Tim Inafis Polresta Pati dan Tim medis saat pemeriksaan jenazah korban
Tim Inafis Polresta Pati dan Tim medis saat pemeriksaan jenazah korban /

PR  JATENG - Rabu lalu pada 17 April 2024, Polresta Pati Menemukan Seorang Remaja berinisial R (15) Warga Desa Sendangmulyo, Kragan, Rembang meninggal dunia di persawahan turut Desa Sokokulon Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Diduga karena terkena sengatan jaringan listrik untuk jebakan tikus yang terpasang di sawah.

"Korban ditemukan warga sekitar pukul 05.00 WIB saat pemilik sawah akan mematikan aliran listrik di areal persawahan miliknya," jelas Kapolresta Pati Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama melalui Kapolsek Margorejo AKP Dwi Kristiawan.

Dwi menuturkan pihaknya bersama tim Inafis Sat Reskrim Polresta Pati dan Tim medis Puskesmas Margorejo melakukan pemeriksaan dan menjelaskan  penyebab kematian korban karena sengatan arus listrik yang mengakibatkan henti detak jantung.

"Korban diperkiraan meninggal sekitar lebih dari Enam jam," ungkapnya.

Kapolsek menambahkan korban merupakan anak Jalanan yang statusnya masih menempuh pendidikan di Pondok Plawangan Kragan Rembang.

 Baca Juga: Polda Jawa Tengah Mencatat 93 kasus kecelakaan Lalu Lintas Selama 4 Hari Operasi Ketupat Candi 2024.

Dikonfirmasi terpisah saat mengetahui info adanya anak punk yang tewas, Attak roemah goegah menuturkan Jalanan memang bisa dikatakan sangat dekat dengan kehidupan komunitas punk, Selaku tempat proses belajar pencarian jatidiri, tempat menempah mental, tempat belajar membangun rasa kebersamaan & persaudaraan tanpa mengenal ras, suku & golongan.

Menurutnya  jika di jaman yang sudah serba melek tekhnologi seperti sekarang ini sebagian oknum masih sering membangun opini dengan mengkorelasikan semua apa yang ada atau terjadi di jalanan tanpa identifikasi ciri, penampilan, atribut yang jelas lantas sah disamaratakan disebut "anak punk" bahkan mengkooptasi bahasa, lalu menaruh predikat stigma buruk,itu sangat disayangkan."Ya jangan disamaratakan dengan sebutan anak punk,Punk hidup di jalan tapi tidak semua yang hidup di jalan itu anak punk", tegasnya.

Attak mengaku dirinya sudah mengenal Punk sejak lama,"Saya sendiri sudah kenal Punk sejak lama bahkan puluhan tahun dan kebanyakan dari kami justru lebih sering mengkritisi isu-isu lingkungan," ungkap dia.***

Editor: Teddy Wijanarko


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x